BI: Kandidat Capres Hanya Dua Juga Pengaruhi Nilai Tukar Rupiah

Jakarta–Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hampir menyentuh level Rp12.000 per USD. Pelemahan rupiah ini tidak terlepas dari neraca transaksi perdagangan Indonesia yang kembali mengalami defisit setelah beberapa bulan surplus.

Demikian pernyataan ini disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo, usai penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Mahkamah Agung (MA), Bank Indonesia (BI) dan OJK di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 5 Juni 2014. Menurutnya, selain pengaruh neraca perdagangan, pelemahan rupiah juga dipengaruhi kondisi situasi jelang pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014.

“Yang terakhir adalah kondisi daripada perkembangan politik, memang terlihat kondisi pelaksanaan Pilpres itu ada satu mekanisme kampanye dimana calonnya itu cuma ada dua dan ada satu persaingan yang cukup ketat dan itu juga direspons oleh pelaku pasar,” ujarnya.

Namun, BI melihat pelemahan rupiah ini hanya bersifat musiman (sementara), karena setiap tahunnya pada kuartal II, nilai tukar rupiah selalu mengalami tekanan. “Kuartal II agak tertekan, nanti biasanya lebih kendor di kuartal III dan nanti kita harapkan sepanjang tahun 2014 tetap terkendali,” tukasnya.

Sebagaimana diketahui, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (Jakarta Interbank Spot Dolar/JISDOR) nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tercatat kembali melemah dari hari sebelumnya yakni Rp11.810 per USd, dan hari ini menjadi Rp11.874 per USD.