Jakarta–PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) menilai target pertumbuhan kredit 14-17% pada tahun ini sudah sesuai dengan imbauan regulator dan arah perlambatan perekonomian Indonesia.
“Untuk kredit tidak ada revisi, karena kami sudah slow down,” ujar Direktur Utama BNI Gatot M. Suwondo, kala dijumpai di Gedung BI, Jakarta, Senin, 19 Mei 2014.
Belum lama ini, Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 5,5-5,9% menjadi 5,1-5,5% pada 2014, akibat menurunnya kinerja ekspor. Bank sentral menilai pertumbuhan kredit perbankan di level 15-17% masih sesuai dengan kondisi perekonomian saat ini.
BNI mematok pertumbuhan kredit di kisaran 14-17% pada tahun ini, dengan fokus lebih ke segmen bisnis atau kredit korporasi yang dipatok di level 15-18%, sementara kredit konsumer dipatok di level 14-16%. “Jadi tidak ada revisi lagi. Untuk DPK, karena kredit slow down (melambat), otomatis DPK juga slow down,” tandas Gatot.
Per triwulan satu 2014, perseroan menyatat penyaluran kredit tumbuh 23,3% secara setahunan dari Rp200,5 triliun menjadi Rp247,12 triliun. DPK meningkat 12,8% dari Rp242,93 triliun menjadi Rp273,93 triliun. Membuat total aset perseroan tumbuh 16,2% dari Rp319,72 triliun menjadi Rp371,46 triliun.