Jakarta–Ketua Penyelenggara IIMS 2012, Johnny Darmawan menyatakan bahwa saat ini industri otomotif Indonesia menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Dalam lima tahun terakhir industri otomotif mengalami peningkatan yang signifikan dan permintaan pasar dari tahun ke tahun terus menunjukkan kenaikan.
Pada 2012 industri otomotif kembali menorehkan pencapaiannya, hal tersebut terlihat dari angka produksi hingga Juli yang naik sebanyak 33,5% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Kami berharap dalam waktu dekat, industri otomotif nasional bisa menjadi yang terdepan di ASEAN. Selain itu, kami juga berharap penyelenggaraan Indonesia International Motor Show ini bisa memotret kemajuan industri otomotif nasional serta kemajuan ekonomi Indonesia pada umumnya.” kata Johnny, kepada wartawan, di JIExpo, Jakarta, Jumat, 21 September 2012.
Selain peningkatan angka produksi, Johnny menjelaskan, permintaan pasar kendaraan kendaraan bermotor terus meningkat seiring dengan meningkatnya daya beli masyarakat. Pada tahun 2011, pasar kendaraan bermotor di Indonesia mencapai lebih dari 894 ribu unit, naik 16,9% dibandingkan 2010.
Untuk periode di Januari hingga Juli 2012 sendiri sudah mencapai lebih dari 630 ribu unit atau naik 25,9% dibandingkan 2011. “Apabila tidak ada hal-hal yang menghambat, maka penjualan domestik diharapkan dapat mencapai 1 juta unit pada akhir tahun 2012″, jelas Johnny
Johnny optimis bahwa dengan populasi yang besar dibarengi daya beli masyarakat yang antara lain tercermin dari pertumbuhan GDP di atas 6% per tahhun dan GDP per kapita di atas $4.000., maka pasar Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.
“Tumbuhnya industri otomotif perlu kita syukuri beersama, mengingat saat ini otomotif menjadi salah satu sektor penyumbang pajak terbesar, Industri otomotif dalam lima tahun terahkir tumbuh lebih besar dari pertumbuhan ekonomi dan industri manufaktur. Pada tahun 2010 sendiri industri alat angkut, mesin, dan peralatan tumbuh 10,1%, sehingga sektor ini memberikan kontribusi sebesar 6,5% dari total GDP Indonesia”, pungkas Johnny. (*)