Jakarta–Bank Indonesia (BI) memperkirakan, neraca perdagangan pada Mei 2014 akan kembali mengalami surplus, meski sebulan sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan pada April 2014 mengalami defisit USD1,96 miliar.
“Defisit neraca perdagangan USD1,96 miliar itu cukup besar dan cukup mengagetkan. Tapi kalau bulan Mei 2014 kelihatannya kondisi sampai dengan akhir bulan diperkirakan bisa kembali surplus,” ujar Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo, usai Sholat Jumat di Kompleks Perkantoran BI Jakarta, Jumat, 13 Juni 2014.
Namun, menurutnya, secara umum hingga kuartal II-2014 ini ekspor masih tertekan, karena permintaan sejumlah komoditas ekspor utama cukup rendah. “Ekspor masih cenderung tertekan, karena komoditi-komoditi utama Indonesia, seperti kelapa sawit, batu bara masih cukup rendah,” tukasnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia menyebut bahwa defisit neraca perdagangan Indonesia sebesar USD1,96 miliar tersebut sesuai dengan pola musimannya, antara lain terkait dengan meningkatnya permintaan menjelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
“Impor nonmigas mencatat peningkatan, didorong oleh kenaikan impor barang utama seperti mesin dan peralatan mekanik serta mesin dan peralatan listrik,” tutupnya.